masukkan script iklan disini
Foto : Dok BASARNAS
Cilacap – Sinyal distress atau sinyal marabahaya terdeteksi pada Senin (11/11) pukul 09.32 WIB di sekitar Pantai Cemara Sewu, Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pesawat latih milik Perkasa Flight School yang dioperasikan oleh dua siswa asal Libya, Rashid dan Yousuf, harus melakukan pendaratan darurat setelah berangkat dari Bandara Tunggul Wulung, Cilacap.
Kepala Kantor SAR Cilacap, M. Abdullah, menjelaskan bahwa tim SAR segera bergerak ke lokasi begitu menerima sinyal distress yang terdeteksi oleh sistem Cospas Sarsat. Beruntung, keduanya ditemukan dalam kondisi selamat. Saat ini, pesawat sedang diperiksa oleh tim teknisi bandara Tunggul Wulung sembari menunggu investigasi lebih lanjut dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kepala Bandara Tunggul Wulung, Suroso, mengatakan pengecekan teknis sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab insiden, dan langkah-langkah selanjutnya akan diambil untuk memindahkan pesawat tersebut kembali ke bandara.
Analisis
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan SAR dan pemantauan sinyal distress di jalur penerbangan. Dengan adanya sistem Cospas Sarsat, sinyal distress dapat ditangkap secara cepat, memungkinkan respons yang lebih tanggap. Di sisi lain, insiden ini juga menggarisbawahi tantangan keselamatan dalam pelatihan penerbangan, terutama bagi siswa internasional yang berlatih di lingkungan yang mungkin berbeda secara geografis dan meteorologis dari negara asal mereka.
Selain itu, investigasi yang dilakukan oleh KNKT diharapkan dapat memberikan rekomendasi terkait pemeliharaan teknis, khususnya bagi sekolah penerbangan yang beroperasi di wilayah dengan kondisi geografis yang menantang. Peningkatan dalam prosedur dan teknologi pemantauan dapat mengurangi risiko dan mendukung program pelatihan penerbangan yang aman di Indonesia.
