masukkan script iklan disini
Foto : Bi Kholipah sedang memijit bayi di rumahnya
Purwohamba, Tegal – Bi Kholipah, seorang tukang pijit tradisional yang dikenal sebagai spesialis bayi dan ibu pasca melahirkan, menjadi sosok yang dihormati di Desa Purwohamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Selama puluhan tahun, ia telah membantu banyak ibu dan bayi dalam masa pemulihan dengan keahlian pijatnya yang diwariskan secara turun-temurun.
Namun, peran Bi Kholipah sebagai dukun bayi kini mengalami pembatasan seiring dengan perubahan kebijakan kesehatan. Dahulu, Bi Kholipah juga berperan dalam membantu proses persalinan di desa, terutama di masa ketika akses ke fasilitas kesehatan masih terbatas. Kini, pemerintah melarang dukun bayi tradisional membantu persalinan secara langsung demi meningkatkan keselamatan ibu dan anak.
“Saya dulu sering menolong ibu-ibu melahirkan di rumah, tapi sekarang sudah tidak boleh lagi. Sekarang tugas saya hanya pijat untuk ibu dan bayi agar sehat,” ungkap Bi Kholipah.
Meski peran dukun bayi tradisional seperti Bi Kholipah dibatasi, masyarakat desa masih memanfaatkan jasanya untuk membantu memulihkan kesehatan pasca persalinan. Teknik pijat tradisional yang ia kuasai dipercaya dapat melancarkan peredaran darah, mempercepat pemulihan ibu, dan menenangkan bayi.
Menurut beberapa ibu di desa, kehadiran Bi Kholipah tetap menjadi bagian penting dalam proses pasca melahirkan. “Setelah dipijat Bi Kholipah, badan rasanya lebih ringan, dan bayi saya jadi lebih tenang,” kata Nisa, salah satu warga desa.
Bi Kholipah juga mendukung upaya pemerintah dengan mengarahkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan di puskesmas dan melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai. Meski kewenangannya dibatasi, ia tetap berkontribusi besar dalam menjaga tradisi sekaligus mendukung kesehatan masyarakat di desanya.
Kisah Bi Kholipah menjadi cerminan bagaimana tradisi dan modernisasi dapat berjalan beriringan, asalkan ada kesadaran dan kerja sama untuk memprioritaskan keselamatan dan kesehatan bersama.