masukkan script iklan disini
Foto : Ilustrasi Orang Jawa Makan
Purwokerto - Pola makan masyarakat Jawa memang memiliki kekhasan tersendiri dengan istilah sarapan "nyarap" (makan pagi) dan "nyore" (makan sore). Sarapan biasanya dilakukan pagi hari, dan makan sore sebelum matahari terbenam, dengan menghindari makan malam agar tidur lebih nyaman dan terhindar dari gangguan pencernaan. Pola ini sejalan dengan praktik makan sehat yang direkomendasikan dalam ilmu gizi.
Berikut adalah penjelasan mengenai waktu makan pagi dan makan sore:
1. Sarapan (Nyarap):
Waktu Ideal Sarapan: Sarapan idealnya dilakukan antara jam 6 hingga jam 9 pagi, sesuai dengan ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mengatur fungsi tubuh. Pada jam ini, tubuh mulai siap mencerna makanan setelah semalaman beristirahat.
Sarapan yang Terlambat: Jika sarapan ditunda hingga pukul 10 pagi, hal ini mungkin nyaman bagi sebagian orang karena tubuh memerlukan waktu untuk "bangun" setelah istirahat panjang. Namun, sebaiknya makanan tetap dikonsumsi lebih awal agar energi tubuh stabil sepanjang pagi. Sarapan terlambat juga bisa berdampak pada pola makan siang, yang mungkin menjadi lebih siang atau berpotensi menimbulkan keinginan makan camilan lebih tinggi sebelum siang hari.
2. Makan Sore (Nyore):
Waktu Ideal Makan Sore: Waktu makan sore sekitar pukul 4–5 sore adalah waktu yang optimal. Pada jam ini, tubuh masih aktif dan bisa mencerna makanan dengan baik sebelum beristirahat di malam hari.
Alasan Menghindari Makan Malam: Makan terlalu malam (misalnya setelah jam 7 malam) tidak direkomendasikan karena dapat mengganggu proses pencernaan saat tidur. Tubuh membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk mencerna makanan sebelum siap untuk beristirahat sepenuhnya. Tidur setelah makan bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan, naiknya asam lambung (refluks), dan kualitas tidur yang buruk.
3. Keuntungan Pola Makan Pagi dan Sore
Menghindari Gangguan Pencernaan: Pola makan ini memungkinkan jeda waktu yang cukup lama sebelum tidur sehingga tubuh punya cukup waktu untuk mencerna makanan. Hal ini mengurangi risiko masalah lambung seperti maag atau refluks asam.
Memaksimalkan Energi Tubuh: Sarapan pagi mengawali metabolisme dan memberikan energi yang stabil sepanjang hari, sementara makan sore memenuhi kebutuhan energi tanpa memberi beban pencernaan di malam hari.
Meningkatkan Kualitas Tidur: Dengan tidak makan malam, kualitas tidur bisa meningkat karena tubuh tidak perlu bekerja keras mencerna makanan, dan hormon tidur (melatonin) bekerja lebih optimal.
Secara umum, pola makan tradisional Jawa ini cocok untuk diterapkan jika ingin menjaga kesehatan pencernaan dan kualitas tidur.